I PENDAHULUAN
Bab ini akan
menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3)
Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan
1.1 Latar Belakang Percobaan
Glukosa adalah suatu
aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan
dan madu lebah.
Dalam alam glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa
yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.
Dalam dunia
perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat
pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa
ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam. ( Poedjiadi,
2005, Hal : 27)
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji Phenylhidrazine
adalah untuk mengetahui adanya gula aldosa atau ketosa dalam bahan pangan.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan uji
Phenylhidrazine adalah berdasarkan reaksi antara gugus karbonil dari aldehid
atau keton bebas bersama phenylhidrazine berlebih dalam suasana panas akan
membentuk senyawa osazon (kristal kuning jingga)
1.4 Reaksi Percobaan
H C O + H2NNHC6H3 HC
= NN C6H5 + H2O
H C OH
H C OH
H C OH phenilhidrazine N C OH
H C OH H C OH
H C OH
H C OH
CH2OH (D-glukosa) CH2OH
Gambar 1. Reaksi
Percobaan Uji Phenilhydrazine
II METODE PERCOBAAN
Bab Ini akan
menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan,
(3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1 Bahan yang
Digunakan
Bahan yang digunakan
dalam Uji Phenylhidrazine adalah 2 ml larutan sampel karbohidrat yaitu sampel I
(maltosa), E (kopi Good Day), H (kunyit asam) , F (Fresh Tea), C (roma malkist)
dan 5 ml larutan Phenylhidrazine
2.2 Pereaksi yang
Digunakan
Pereaksi yang
digunakan dalam Uji Phenylhidrazine adalah Larutan Phenylhidrazine, yaitu 6
gram phenylhidrazine + 9 g Na-Acetat + 90 ml air, campurkan dan aduk hingga
larut semua.
2.3
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan
dalam Uji Phenylhidrazine adalah tabung reaksi, pipet, tangkrus, gelas kimia
dan Waterbath.
2.4
Metode Percobaan
Gambar
2. Metode Percobaan Phenylhidrazine
Prosedur
percobaan uji Phenylhidrazine ini adalah sampel dipipet sebanyak 2 ml kemudian
ditambah 5 ml larutan phenylhidrazine, dipanaskan dalam air menididh selama 5
menit, amati sampai terjadi warna osazon (kristal kuning jingga).
III HASIL PENGAMATAN
Bab ini akan menguraikan mengenai :
(1) Hasil Pengendapan, (2) Pembahasan.
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine
Sampel
|
Pere-aksi
|
Warna
|
Hasil
|
|
Sebelum Pemanasan
|
Setelah Pemanasan
|
|||
Maltosa
|
Larutan
Phenylhidrazine
|
Kuning
|
Kuning
|
( - )
|
Kopi Good Day
|
Kuning keruh
|
Kuning keruh
|
( - )
|
|
Kunyit Asam
|
Kuning cerah
|
Kuning cerah
|
( - )
|
|
Fresh Tea
|
Kuning keruh
|
Kuning endapan
merah
|
( + )
|
|
Roma Malkist
|
Kuning
|
Kuning
|
( - )
|
Sumber : Dwika
Larasati dan Risma Sri Ayu, Meja 02, Kelompok F, 2014
Keterangan
: (+) Mengandung gula aldosa atau keton
( - ) Tidak mengandung gula aldosa atau keton
|
Gambar
3. Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan pada uji molish didapatkan sampel (I, E, H, dan C ) yaitu larutan
maltosa, kopi Good Day, kunyit asam dan roma malkist tidak mengandung gula
aldosa atau ketosa, sedangkan pada sampel (F) yaitu Fresh Tea mengandung gula
aldosa atau ketosa. Hal ini dikarenakan terbentuknya senyawa osazon pada
larutan sampel Fresh Tea. Seharusnya pada sampel larutan maltosa, kopi Good
Day, kunyit asam dan roma malkist positif mengandung gula aldosa atau ketosa,
hal ini disebabkan karena kurang ketelitian dalam mengamati perubahan warna
antara sebelum dan sesudah pemanasan juga karena alat yang digunakan kurang
bersih.
Glukosa adalah
suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam
buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam
jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah.
Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat,
namun kira-kira 2 jam setelah itu. (Pedjiadi, 2005, Hal : 26)
Glukosa memiliki
rumus molekul C6H12O6, berat molekul : 180 g/
mol, densitas : 1,54 g/ cm3 , titik lebur : 140-150 °C, titik didih : 146 °C.
Sifat kimia glukosa larut dalam air , larut dalam etanol dan metanol, berasa
manis, dan berfungsi sebagai sumber energi. (Respository, 2014)
Madu lebah selain
glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang
mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga
levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.
Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitugula yang biasa
digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan berasal dari tebu atau. (Poedjiadi,
2005, Hal :28)
Fruktosa merupakan
isomer dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air.
Fruktosa sulit dikristalisasi dalam bentuk larutan. Sifat fisik dan kimia dari
fruktosa yaitu rumus molekul C6H12O6, massa
molekul 180,16 g/mol , titik leleh 103 °C. (Eidoia, 2012)
Aldosa ataupun
ketosa dengan fenilhidrasine dan dipanaskan akan membentuk hidrason atau
osason. Senyawa ini terjadi karena gugus aldehid ataupun ketonik dari
karbohidrat berikatan dengan fenilhidrasin. Reaksi antar senyawa tersebut
merupakan reaksi oksido-reduksi, atom C yang akan mengalami reaksi adalah atom
C nomer satu dan dua dari aldosa atau ketosa. Fruktosa dan glukosa menunjukkan
oksason yang sama. (Sudarmadji, 1989)
Pada reaksi antara
glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-glukofenilhidrazon,
kemudian reaksi berlangsung hingga D-glukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa
dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga
monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom karbon
nomor 3, 4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur
yang sama.
Pemanasan pada uji
phenylhidrazine berfungsi untuk mempercepar reaksi antara gugus karbonil dari
aldehid atau keton bebas dengan phenylhidrazine membentuk senyawa osazon.
Komposisi larutan
phenylhidrazine yaitu 6 g phenylhidrazine + 9 g Na-Acetat + 90 ml air,
campurkan dan aduk hingga larut semua.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan
menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran.
4.1
Kesimpulan
Dari percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel I (maltosa), E (kopi Good Day), H
(kunyit asam) , C (roma malkist) tidak mengandung gula aldosa atau ketosa,
sedangkan sampel F (Fresh Tea) mengandung gula aldosa atau ketosa.
4.2
Saran
Dalam melakukan
percobaan hendaknya praktikan lebih berhati-hati dalam melakukannya, sehingga
sesuai prosedur dan tidak merusak sampel yang akan diuji. Diperlakukan
pemahaman materi agar praktikan memahami maksud dan tujuan percobaan yang
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Eiodia.
2012. Gula Pereduksi. http://eiodia-forever.blogspot.com/2012/09/gula-pereduksi.html. Accesed : 26 Maret
2014
Nurul.
2013. Penggolongan Karbohidrat. http://nurultamimi.blogspot.com/2013/01/penggolongan-karbohidrat.html. Accesed : 26 Maret
2014
Poedjadi,
Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Respository.
2014. Glukosa. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21264/4/Chapter%20II.pdf. Accesed : 26 Maret
2014
Soedarmadji. (1989). Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Winarno,
F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar